twitter
rss

a. Uraian Materi
Perilaku asertif adalah suatu tindakan yang sesuai dengan keinginan serta tetap menjaga dan menghargai perasaan dan hak orang lain, mengekspresikan pendapat, saran, dan perasaan secara jujur dan nyaman, serta dalam bertindak dapat memelihara hubungan interpersonal yang harmonis dan efektif.
1. Ciri-ciri perilaku Asertif
Menurut Fensterheim dan Baer (dalam Sikone, 2006), ciri-ciri individu yang berperilaku asertif adalah sebagai berikut:
a. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan.
b. Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.
c. Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan baik.
d. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap penapat orang lain, atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat negative.
e. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan
f. Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan dengan cara yang tepat.
g. Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.
h. Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan sebaik mungkin, sehingga baik berhasil maupun gagal ia akan tetap memiliki harga diri (self esteem) dan kepercayaan diri (self confidence).
Jadi kesimpulannya, sikap Asertif adalah orang yang memiliki keberanian untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan hak-hak pribadinya, serta tidak menolak permintaan-permintaan yang tidak beralasan. Asertif bukan hanya berarti seseorang dapat bebas berbuat sesuatu seperti yang diinginkan, di dalam asertivitas juga terkandung berbagai pertimbangan positif mengenai baik dan buruknya suatu sikap dan perilaku yang akan dimunculkan.
b. Agresif : Cenderung berusaha mendominasi dalam interaksi dengan orang lain dan bertindak menyerang orang lain, baik secara fisik maupun verbal. Orang yang memperlakukan orang lain dengan agresif akan mengalami rasa bersalah dan kesal sesudahnya.
c. Pasif : mereka yang sulit atau enggan menyatakan pikiran dan perasaannya, berarti melakukan represi terhadap pikiran dan perasaannya. Pada gilirannya dapat terjadi distorsi persepsi (merasa jadi martir) atau balas dendam, dan akan memicu konflik internal (dalam diri individu) maupun konflik dalam hubungan dengan orang lain.
d. Pada style pasif, individu merasa lemah, tidak berdaya. Pada style agresif, individu merasa malu karena tidak mampu berteman dan mengatasi konflik dalam hubungan interpersonal secara memuaskan. Bila pada style agresif individu tampi mau menang sendiri, pada style pasif individu menempatkan diiri sebagai orang kalah. Alternative yang terbaik adalah posisi menang-menang (win-win) untuk kedua belah pihak. Style menang-menang ini dikenal denan istilah perilaku asertif.
e. Tujuan perilaku asertif adalah :
a. Membuat proses komunikasi berjalan efektif
b. Membangun hubungan yang kesetaraan, kesejajaran dan saling menghormati.
f. Tahapan yang perlu dilakukan untuk berperilaku asertif :
a. Monitor diri sendiri
Kesadaran bahwa terdapat hambatan untuk berperilaku asertif merupakan langkah pertama untuk melakukan penyesuaian diri menjadi lebih asertif. Diperlukan waktu setidaknya satu minggu untuk mengenali diri. Kita harus mencatat dengan jelas kapan saja dan dengan siapa saja kita paling sering berperilaku nonasertif (pasif atau agresif). Peerlu kejelasan juga menganai apa yang kita lakukan dan bagaimana perasaan kita dalam situasi tersebut?
b. Meniru modell
Setelah mengetahui bahwa kita tidak dapat berperilaku asertif dalam situasi-situasi tertentu, kita perlu belajar dengan mengamati orang lain yang berperilaku asertif dalam situasi sama. Dengan mengamati perlilaku model, kita bukan hanya belajar menguasai keterampilan tersebut, tetapi juga belajar menyadari bahwa hal tersebut benar-benar keterampilan yang dapat dipelajari.
c. Gunakan imajinasi
Dalam kesempatan yang tenagn, kita perlu duduk, menutup mata dan membayangkan diri sendiri berperilaku asertif dalam situasi kita biasa mengalami kesulitan berperilaku asertif. Dalam imanjinasi ini kita tidak meniru model. Perlu juga untuk membayangkan hasil yang posifit bahwa dengan menghargai diri sendiri maupun orang lain, komunikasi menjadi lebih menyengkan dan masalah dapat diatasi dengan baik.
d. Desensitisasi
Tahap ini perlu dilakukan bila dalam membayangkan diri berperilaku asertif ternyata timibul kecemasan. Melakukan desensitiasi berarti kita merancang perubahan secara bertahap. Desensitasi terdiri dari dua langkah rileksasi dan secara bertahap mengalami situasi yang membuat cemas (hingga tidak lagi cemas). Rileksasi dilakukan dengan cara melemaskan seluruh otot tubuh, mulai dari kepala hingga ujung kaki. Latihan ini untuk setiap bagian tubuh disertai mengatur pernapasan perut (nafas panjang). Pernafasan ini dilakukan sebelum melemaskan otot-otot.
e. Jaga keseimbangan
Setiap kali kita berhasil dalam suatu tahap perilaku yang dirancang, kita perlu memberikan penghargaan terhadiri sendiri dengan pujian, dan sebagainya. Selanjutnya kita perlu tahap memonitor perilaku hingga kita benar-benar merasa nyaman untuk berperilaku asertif dalam berbagai kesempatan.

0 komentar:

Posting Komentar