twitter
rss



Oleh : Abdul Syakur Mughni

A.    Pendahuluan

Setiap kali mendengar kata emosi, orang cenderung memaknai terbatas pada sikap dan perilaku marah. Padahal, cakupan emosi itu amatlah luas, tidak hanya terbatas pada sikap dan perilaku marah. Orang yang takjub saja termasuk ekspresi dari emosi. Untuk memahami emosi lebih jauh, sebelum melilhatnya dari prespektif Al-Qur’an, maka pembahasan ini didahului dengan pembahasan awal mengenai emosi.
Bersama dengan dua aspek lainnya yakni kognitif (daya pikir) dan konatif (psikomotorik), sudah lama diketahui pula bahwa emosi merupakan salah satu aspek berpengaruh besar terhadap sikap manusia. Emosi atau yang sering dikenal dengan afektif merupakann salah satu penentu sikap, salah satu predisposisi perilaku manusia.
Daniel Goleman mengangkat aspek emosi dalam bukunya. Namun, sebelum Daniel Goleman, di tahun 1920, E.L. Thorndike sudah mengungkapkan social  intelligence, yaitu kemampuan mengelola hubungan antar pribadi baik pada pria maupun wanita. Thorndike percaya bahwa kecerdasan social merupakan syarat penting bagi keberhasilan seseorang di berbagai aspek kehidupannya.
Emosi berasal dari bahasa Latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan dan keberanian yg bersifat subjektif. Salah satu definisi akurat tentang pengertian emosi diungkap Prezz, seorang EQ organizational consultant dan pengajar senior di Potcherfstroom University, Afrika Selatan, secara tegas mengatakan emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situas tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik.
Jung menyatakan bahwa emosi bukan suatu aktivitas organism. Emosi adalah sesuatu yang terjadi secara nyata dan tampaknya sudah menjalar. Anak-anak belajar banyak tentang emosi dari reaksi emosional para orang tua (perawat) mereka. Chaplin merumuskan emosi sebagai sutau keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku. Perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi. Misalnya, jika seseorang mengalami ketakutan mukanya menjadi pucat, jatungnya berdebar-debar. Jadi adanya perubahan-perubahan kejasmanian sebagai rangkaian dari emosi yang dialami oleh individu yang bersangkutan.
Dari penjelasan di atas, emosi yang dialami manusia cakupannya  sangat luas, sehingga Daniel Goleman mengambarkan kosa kata yang kita miliki tidak mampu menyebutkan secara persis keseluruhan emosi yang kita rasakan. Dari itu, maka terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai macam-macam emosi. Seperti menurut Descrates, emosi terbagi atas: Desire (hasrat), hate (benci), sorrow (sedih/duka), wonder (heran), love (cinta), dan joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu: fear (ketakutan), rage (kemarahan), love (cinta). Daniel Goleman mengemukakan bebarapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yakni amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel, dan malu.
Dari ke delapan emosi tersebut, Daiel Goleman merinci masing-masing emosi yakni: (1). Amarah: beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, terganggu, berang, tersinggung, bermusuhan tindak kekerasan, dan kebencian pathologis. (2). Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri sendiri, kesepian, ditolak, putus asa dan kalau menjadi pathologis depresi berat. (3). Rasa Takut: cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak senang, ngeri, kecut, sebagai patologis fobia dan panic. (4). Kenikmatan: gembira, bahagia, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan inderawi, takjub, rasa terpesona, rasa terpenuhi, kegirangan luar baisa, senang sekali, dan batas ujungnya adalah mania. (5). Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bukti, hormat, kasmaran dan kasih. (6). Terkejut: terkesiap, takjub, dan terpana. (7). Jengkel: hina, jijik, muak, benci, tidak suka, mau muntah. (8). Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.
Di samping pembagian emosi di atas, para ahli mencoba mengklaisifikasi emosi menjadi dua kelompok besar: emosi dasar (primer emotion) dan emosi campuran (mixed emotion). Ada enam emosi dasar yakni:  emosi senang/bahagia (joy, الابتهاج), marah (anger, الغضب), sedih (sadness,  الجزن), takut (fear, الخوف), benci (disgust, الاشتمزاز), dan heran/kaget (surprise, المفاجأة). Para ahli menyimpulkan bahwa keenam emosi ini yang diidentifikasi dirasakan oleh semua manusia didunia.  Emosi-emosi tersebut adakalanya bercampur antara satu dan yang lain, misalnya antara marah dan benci, heran dan takkut, benci dan rindu, dan sebagainya. percampuran itu bisa terjadi sangat variatif sehingga sulit dipilah dan diberi nama. Contoh konkritnya, emosi senang (joy) yang berkombinasi dengan penerimaan (acceptance) akan melahirkan emosi cinta (love), emosi sedih (sadness) yang berkombinasi dengan kejutan (surprise) akan melahirkan kekecewaan yang mendalam (disappointmen). Bisa pula terjadi kombinasi antara dua emosi tidak sejenis, semacam cinta (love) dengan marah (anger) yang melahirkan rasa cemburu (jealousy).
Proses kemunculan emosi melibatkan faktor psikologis maupun faktor fisiologis. Kebangkitan emosi pertama kali muncul akibat adanya stimulus atau sebuah peristiwa, yang bisa netral, positif, ataupun negative. Stimulus tersebut kemudian ditangkap oleh reseptor, lalu melalui otak. Otak menginterpretasikan kejadian tersebut sesuai dengan kondisi pengalaman dan kebiasaan dalam  mempersepsikan sebuah kejadian. Interpretasi yang dibuat kemudian memunculkan perubahan secara internal dalam tubuh. Perubahan tersebut misalnya napas tersengal, mata memerah, keluar air mata, dada menjadi sesak, perubahan raut wajah, intonasi suara, cara menatap, dan perubahan tekanan darah.
Para ahli mengemukakan beberapa teori dalam upaya menjelaskan timbulnya gejala emosi. Beberapa teori tersebut antara lain:
1.      Teori Emosi Dua Faktor Schachter-Singer. Teori ini dikenal sebagai teori yang paling klasik yang berorientasi pada rangsangan. Reaksi fisiologik dapat saja seperti hati berdebar, tekanan darah nai, nafas bertambah cepat, adrenalin dialirkan dalam darah. Jika rangsangan menyenangkan seperti diterima di perguruan tinggi idaman, emosi yang timbul dinamakan senang, sebalinya jika rangsangannya membahayakan misalnya melihat ular berbisa emosi yang timbul dinamakan takut.
2.      Teori Emosi James-Lange. Teori ini menjelaskan bahwa emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respon terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar. Misalnya, jika seseorang melihat harimau, reaksinya adalah peredaran darah makin cepat karena denyut jantung makin cepat, paru-paru lebih cepat memompa udara. Respons tubuh ini kemudian dipersepsian dan timbullah rasa takut. Rasa takut timbul oleh hasil pengalaman dan proses belajar. Orang bersangkutan dari hasil pengalamannya telah mengetahui bahwa harimau adalah makhluk yang berbahaya, karena itu debaran jantung dipersepsikan sebagai rasa takut.
3.      Teori Emosi “Emergency” Cannon. Teori ini menyatakan emosi timbul bersama-sama dengan reaksi fisiologik. Teori ini mengatakan pula bahwa emosi adalah reaksi yang diberikan oleh organisme dalam situasi darurat atau emergency. Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa ada antagonism antara saraf-saraf simpatis dengan cabang-cabang cranial dan sacral dari pada susunan saraf otonom. Jadi, kalau saraf-saraf simpatif aktif, saraf otonom nonaktif, dan begitu sebaliknya.
Dari penjelasan sebab timbulnya emosi tersebut, tentu ada pula akibat dari emosi itu sendiri. Di mana emosi merupakan perangkat dahsyat yang dikarunia buat manusia. Tanpa adanya emosi, manusia buka lagi manusia, tidak ada dinamika, dramatisasi, canda-tawa, dia akan menjadi robot tak berperasaan yang hanya memandang hidup secara sempit, hitam putih, benar salah. Tanpa adanya emosi, walau hanya sebagian saja, manusia bisa lebih kejam dari binatang yang paling kejam sekali pun.
Jika diperhatikan secara sepintas, mungkin macam-macam emosi yang dimiliki oleh manusia merupakan hal yang wajar apabila diluapkan. Akan tetapi, batas kesabaran manusia juga terkadang bisa luput dari berbagai hal sehingga terkadang manusia bisa saja tergelincir karena emosi yang terlalu meluap-luap tersebut. Inilah sebabnya, dibutuhkan manajemen hati agar manusia senantiasa berada pada jalur yang tidak berlebihan, terutama hal mengeloah emosi di dalam diri manusia.
Kebanyakan emosi yang tidak bisa dibendung oleh manusia adalah berupa kesedihan dan kemarahan. Kedua jenis emosi itu adalah berupa kesedihan dan kemarahan. Kedua jenis emosi tersebut sepertinya mampu menguasai akal sehat manusia sehingga pada saat sedih atau marah, seseorang tidak lagi bisa berpikir dengan kepala dingin dan mengontrol perilaku yang diperbuatnya. Misalnya, seseorang yang sedang marah bisa saja melakukan hal destruktif yang justru akan membuatnya semakin terpuruk. Atau seseorang yang sedang sedih dan putus asa akan membuat sebuah keputusan hidup yang salah hanya karena dirinya terlalu dikuasai oleh perasaan sedihnya tersebut.

B.     Emosi dalam Perspektif Al-Qur’an

Bila kita melihat kamus Munawwir, kata emosi memiliki padanan kata dengan خَلجَة (penderitaan, perasaan, sentiment), انفعال (nafsu, kegirangan), وِجْدان (perasaan, emosi, suara hati), عاطِفة (sentiment, perasaan, emosi, kasih sayang, penderitaan), dan شُعُور (perabaan, sensasi, perasaan, kesadaran, persepsi, kesanggupan, sensitive, sentiment, kasih sayang, emosi).
Sedangkan, kosakata yang berdenotasi emosi tidak dijumpai secara spesifik di dalam al-Qur’an, tetapi bertebaran ayat yang berbicara atau berkaitan dengan perilaku emosi yang ditampilkan manusia dalam berbagai peristiwa kehidupan. Ungkapan Al-Qur’an tentang emosi digambarkan langsung bersama peristiwa yang sedang terjadi. Berbagai peristiwa emosional dijelaskan oleh Al-Qur’an meskipun topic utamanya (main topic) bukan masalah emosi. Muhammad Ustman Najati mengatkan, “Dalam Al-Qur’an dikemukakan gambaran yang cermat tentang berbagai emosi yang dirasakan manusia, seperti takut, marah, cinta, senang, antipati, benci, cemburu, hasud, sesal, malu, dan benci.
Sebelum lebih jauh membahas emosi dasar di atas, secara umum Al-Qur’an pun mengindentifikasikan perubahan fisiologis yang tereskpresikan dalam bentuk sikap atau tingkah laku. Seperti dalam table berikut ini:
No.
Perubahan Fisologis (faali)
Ayat
QS
1
Degup Jantung
وَجِلت قلوبهم
Al-Anfal: 2, Al-Hajj: 35
2
Reaksi Kulit
تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ
Az-Zumar: 23
3
Reaksi Pupil Mata
تَشْخَصُ فِيهِ ٱلْأَبْصَٰرُ
Ibrahim: 42, Anbiya: 97
4
Reaksi Pernapasan
صَدْرَهُ ضَيِّقًا
Al-An’am: 125, Al-Hijr: 97, Al-Syu’ara: 13
5
Ekspresi wajah berseri-seri
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُّسْفِرَةٌ، ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ
Abasa: 38-39
6
Wajah hitam pekat atau merah padam
وَجْهُهُۥ مُسْوَدًّا وَهُوَ كَظِيمٌ
An-Nahl: 58, Al-zumar: 60, Al-Zuhkhruf: 17
7
Pandangan tidak konsentrasi (terpana)
زَاغَتِ ٱلْأَبْصَٰرُ
Al-Ahzab: 10, Shad: 63, An-Najm: 17
8
Menutup telinga karena ketakutan
يَجْعَلُونَ أَصَٰبِعَهُمْ فِىٓ ءَاذَانِهِم مِّنَ ٱلصَّوَٰعِقِ حَذَرَ ٱلْمَوْتِ
Al-Baqarah: 19
9
Menggigit ujung jari
عَضُّوا۟ عَلَيْكُمُ ٱلْأَنَامِلَ مِنَ ٱلْغَيْظِ
Ali Imran: 119
10
Reaksi kinestetis dengan membolak-balik telapak tangan karena menyesal
يُقَلِّبُ كَفَّيْهِ
Al-Kahfi: 42

Berikut ini akan dijelaskan emos-emosi dasar yang diisyaratkan Al-Qur’an:
1.      Takut
Emosi  takut termausk emosi yang penting dalam kehidupan manusia. Sebab, takut akan membantu manusia agar waspada terhadap segala bahaya yang mengamcam. Hal itu akan membantu manusia dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Emosi takut manusia dalam Al-Qur’an mempunyai cakupan yang luas. Bukan hanya gambaran ketakutan di dunia melainkan juga menyangkut ketakutan di akhirat. Ketakutan di dunia ayatnya adalah:
وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ ﴿١٥٥﴾
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. Al-Baqarah: 155).
* Bagi tema-teman yang berminat kelanjutan  materi ini silahkan email ke: has.d2n@gmail.com atau download klik Bimbingan Konseling Islam

Tahun 1956, seorang geolog kebangsaan Jepang, Yuka, berangkat ke Afrika Selatan bersama para ilmuwan mancanegara untuk mencari emas dan batu mulia. Setiap hari Yuka bekerja dari pukul 5:00 sampai 20:00. Sepuluh hari pencarian dilakukan, mereka belum mendapatkan sesuatu yang berharga. Suatu hari Yuka merasa lelah dan frustasi. Maka ia memutuskan untuk kembali ke hotel, padahal masih pukul 17:00.

Dalam perjalanan ia bertemu dengan seorang bocah berusia sekitar sepuluh tahun. Di tangan bocah itu ada sebonbka batu yang memancarkan cahaya. Yuka mendekati bocah tersebut dan menanyakan apa yang dipegangnya. Boca itu menjawab, "Tidak tahu, aku menemukannya di pinggir pantai." Yuka meminta bocah itu memberikan batu itu. Boca itu berkata, "Aku tidak keberatan, tapi apa imbalannya?" Yuka berkata, "Aku akan memberimu uang. Berapa yang engkau minta?" Bocah itu berkata, "Entalah, apa engkau punya sesuatu yang lain?" Yuka menjawab, "Ya, aku punya beberapa kue. Apakah engkau mau menerimanya sebagai imbalan?" Bocah itu ternyata mau.

Setelah mendapat batu itu, Yuka segera kembali ke hotel. Di kamarnya ia meneliti batu itu. Karena tidak percaya, ia sampai menelitinya sepuluh kali. Akhirnya ia yakin bahwa batu itu adalah emas murni bernilai jutaan dolar. Yuka berkata dalam hati, "Andaikata bocah itu mengetahui nilai batu ini, ia tentu tidak mau menukarnya dengan benda semurah itu."

Kisah ini memberi pelajaran pada kita tentang persepsi atau pengetahuan. Andaikata bocah itu mengetahui nilai batu yang ia pegang, kemudian dia mengambil keuntungan dengan benar, pasti ia jadi jutawan. Kisah ini sama dengan orang yang tidak menyadari potensi dirinya yang luar biasa sebagai anugerah Allah. Anda akan melihat orang-orang seperti itu hanya buang-buang waktu dengan menyalahkan, mengeluh, mengkritik, dan membanding-bandingkan. itu artinya mereka membiarkan dirinya tertipu oleh sesuatu yang sangat murah, seperti kisah bocah di atas.

Sebuah penelitian tentang persepsi yang dilakukan Universitas George Town menyimpulkan bahwa lebih dari 90% sikap kita dilakuan secara spontan, tanpa dipikir panjang.

Tahukan Anda bahwa kemampuan kita tidak terbatas? Bahwa otak kita berisi lebih dari 150 miliar sel, ia lebih cepat dari cahaya, mampu menyimpan lebih dari 2.000.000 informasi setiap detik. Tahukah Anda bahwa kita memiliki kekuatan berpikir, memilih dan memutuskan.

Dikutip dari buku : "Terapi berpikir positif" karya Dr. Ibrahim Elfiky, Penerbit Zaman, Cet. ke-7, 2011. Hal. 315-317

Cobalah selesaikan kasus-kasus berikut ini dengan sikap asertif!

Apa pendapatmu tentang : Pacaran dahulu baru nikah atau nikah dulu baru pacaran?
Cobalah anda tunjukkan cara meminjam uang kepada teman anda?
Teman anda tidak lulus dalam ujian nasional, bagaimana cara adan menyampaikan hal tersebut kepadanya?
Sampaikan kepada guru anda bahwa anda tidak mengerjakan PR? (ungkapkan bahasa yang anda gunakan, serta sikap dan tingkah yang berkenaan dengan hal tersebut)
Apa yang akan kamu lakukan untuk membahagiakan kedua orang tua mu nanti?
Anda tidak lulus ujian, apa yang akan anda sampaikan kepada orang tua, keluarga dan tetangga anda dan apa yang akan anda lakukan?
Tindakan apa yang mesti anda lakukan untuk sukses sedangkan anda dalam kondisi buta?
===
Anda seorang suami. Punya seorang Isteri dengan tujuh orang anak. Anak anda yang pertama berusia sepuluh tahun. Saat ini anda tidak mempunyai pekerjaan. Anak-anak anda memerlukan biaya pendidikan dan kehidupan. Tiba-tiba anda mengalami kecelakaan yang mengakibatkan anda lumpuh tak mampu berjalan. Apa yang akan anda lakukan dengan kondisi seperti ini?
===
Tanpa diduga Allah menguji anda dengan terbakarnya rumah anda satu-satunya, apa yang mesti anda lakukan? Dan coba ungkapkan perasaan anda?
===
Indonesia Negara kaya. Namun rakyatnya miskin. Yang kaya hanya para penguasa. Banyak kekayaan Negara yang dikorupsi. Sampaikan pendapat anda dengan bebas dalam mengungkapkan pendapat anda tanpa perasaan takut dan malu!
===
Teman anda hamil sebelum menikah dan ia masih status siswa smk bina putra. Bagaimana perasaan anda? Perlukah anda sampaikan kondisi ini kepada pihak sekolah? Apa akibat yang timbul bila anda tidak menyampaikan ke sekolah dan bila anda sampaikan ke sekolah?
===
Tanpa sengaja, anda melihat suami kakak perempuan (empo) anda selingkuh dengan wanita lain. Bagaimana sikap anda? Perasaan apa yang timbul di hati anda? Tindakan apa yang anda akan lakukan? Apakah anda sampaikan kepada kakak anda atau anda membiarkannya?

1. Apa itu Ujian Nasional (UN)?
2. Mata Pelajaran apa saja yang masuk dalam Ujian Nasional (UN)?
3. Sebutkan macam-macam ujian yang ada di sekolah SMK?
4. Berapa standar kelulusan yang kamu ketahui pada Tahun Pelajaran yang lalu?
5. Inginkah anggota kelompok anda lulus seluruhnya dalam ujian nanti?
6. Sebutkan alasan kenapa kamu mesti lulus dalam ujian nasional?
7. Sebutkan persyaratan menjadi peserta Ujian Nasional yang kamu ketahui?
8. Sebutkan persiapan-persiapan yang harus dilakukan menghadapi ujian nasional dengan tujuan agar seluruh anggota kelompok kamu lulus?
9. Sebutkan kiat-kiat agar kamu sukses dalam ujian nasional?
10. Buatlah rancangan program kegiatan kelompok, agar kelompok kamu lulus dalam ujian nasional? Disebutkan secara berurutan!
11. Bagaimana cara belajar yang baik? Apakah kamu sudah belajar dengan menggunakan cara yang baik dan pas untuk dirimu dan kelompokmu?
12. Apa kendala yang kamu hadapi dalam menghadapi ujian nasional yang akan datang?
13. Sebutkan dan sepakati dengan sesama anggota kelompokmu dalam menyelesaikan kendala tersebut (nomor 12)?
14. Tugas kelompok anda berikutnya, anda harus membuat kliping dari internet tentang kiat-kiat sukses ujian nasional sebanyak lima lembar dan membuat poster kreatif yang dapat memberikan semangat dalam persiapan ujian nasional? Tugas ini minggu depa dikumpulkan!

a. Uraian Materi
Perilaku asertif adalah suatu tindakan yang sesuai dengan keinginan serta tetap menjaga dan menghargai perasaan dan hak orang lain, mengekspresikan pendapat, saran, dan perasaan secara jujur dan nyaman, serta dalam bertindak dapat memelihara hubungan interpersonal yang harmonis dan efektif.
1. Ciri-ciri perilaku Asertif
Menurut Fensterheim dan Baer (dalam Sikone, 2006), ciri-ciri individu yang berperilaku asertif adalah sebagai berikut:
a. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan.
b. Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.
c. Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan baik.
d. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap penapat orang lain, atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat negative.
e. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan
f. Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan dengan cara yang tepat.
g. Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.
h. Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk mencapai apa yang diinginkan sebaik mungkin, sehingga baik berhasil maupun gagal ia akan tetap memiliki harga diri (self esteem) dan kepercayaan diri (self confidence).
Jadi kesimpulannya, sikap Asertif adalah orang yang memiliki keberanian untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan hak-hak pribadinya, serta tidak menolak permintaan-permintaan yang tidak beralasan. Asertif bukan hanya berarti seseorang dapat bebas berbuat sesuatu seperti yang diinginkan, di dalam asertivitas juga terkandung berbagai pertimbangan positif mengenai baik dan buruknya suatu sikap dan perilaku yang akan dimunculkan.
b. Agresif : Cenderung berusaha mendominasi dalam interaksi dengan orang lain dan bertindak menyerang orang lain, baik secara fisik maupun verbal. Orang yang memperlakukan orang lain dengan agresif akan mengalami rasa bersalah dan kesal sesudahnya.
c. Pasif : mereka yang sulit atau enggan menyatakan pikiran dan perasaannya, berarti melakukan represi terhadap pikiran dan perasaannya. Pada gilirannya dapat terjadi distorsi persepsi (merasa jadi martir) atau balas dendam, dan akan memicu konflik internal (dalam diri individu) maupun konflik dalam hubungan dengan orang lain.
d. Pada style pasif, individu merasa lemah, tidak berdaya. Pada style agresif, individu merasa malu karena tidak mampu berteman dan mengatasi konflik dalam hubungan interpersonal secara memuaskan. Bila pada style agresif individu tampi mau menang sendiri, pada style pasif individu menempatkan diiri sebagai orang kalah. Alternative yang terbaik adalah posisi menang-menang (win-win) untuk kedua belah pihak. Style menang-menang ini dikenal denan istilah perilaku asertif.
e. Tujuan perilaku asertif adalah :
a. Membuat proses komunikasi berjalan efektif
b. Membangun hubungan yang kesetaraan, kesejajaran dan saling menghormati.
f. Tahapan yang perlu dilakukan untuk berperilaku asertif :
a. Monitor diri sendiri
Kesadaran bahwa terdapat hambatan untuk berperilaku asertif merupakan langkah pertama untuk melakukan penyesuaian diri menjadi lebih asertif. Diperlukan waktu setidaknya satu minggu untuk mengenali diri. Kita harus mencatat dengan jelas kapan saja dan dengan siapa saja kita paling sering berperilaku nonasertif (pasif atau agresif). Peerlu kejelasan juga menganai apa yang kita lakukan dan bagaimana perasaan kita dalam situasi tersebut?
b. Meniru modell
Setelah mengetahui bahwa kita tidak dapat berperilaku asertif dalam situasi-situasi tertentu, kita perlu belajar dengan mengamati orang lain yang berperilaku asertif dalam situasi sama. Dengan mengamati perlilaku model, kita bukan hanya belajar menguasai keterampilan tersebut, tetapi juga belajar menyadari bahwa hal tersebut benar-benar keterampilan yang dapat dipelajari.
c. Gunakan imajinasi
Dalam kesempatan yang tenagn, kita perlu duduk, menutup mata dan membayangkan diri sendiri berperilaku asertif dalam situasi kita biasa mengalami kesulitan berperilaku asertif. Dalam imanjinasi ini kita tidak meniru model. Perlu juga untuk membayangkan hasil yang posifit bahwa dengan menghargai diri sendiri maupun orang lain, komunikasi menjadi lebih menyengkan dan masalah dapat diatasi dengan baik.
d. Desensitisasi
Tahap ini perlu dilakukan bila dalam membayangkan diri berperilaku asertif ternyata timibul kecemasan. Melakukan desensitiasi berarti kita merancang perubahan secara bertahap. Desensitasi terdiri dari dua langkah rileksasi dan secara bertahap mengalami situasi yang membuat cemas (hingga tidak lagi cemas). Rileksasi dilakukan dengan cara melemaskan seluruh otot tubuh, mulai dari kepala hingga ujung kaki. Latihan ini untuk setiap bagian tubuh disertai mengatur pernapasan perut (nafas panjang). Pernafasan ini dilakukan sebelum melemaskan otot-otot.
e. Jaga keseimbangan
Setiap kali kita berhasil dalam suatu tahap perilaku yang dirancang, kita perlu memberikan penghargaan terhadiri sendiri dengan pujian, dan sebagainya. Selanjutnya kita perlu tahap memonitor perilaku hingga kita benar-benar merasa nyaman untuk berperilaku asertif dalam berbagai kesempatan.

Kepribadian adalah :
1. “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.
2. Suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.
3. Disebut khas karena setiap individu memiliki kepribadian sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama, karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.

Faktor-faktor yang membentuk kepribadian :
1. Kepribadian terbentuk karena proses keterlibatan individu dengan pengaruh internal dan eksternal. Yaitu : faktor-faktor genetis/biologis, pengalaman-pengalaman sosial, dan pengaruh lingkungan. Dengan kata lain dipengaruhi faktor bawaan dan lingkungan.
2. Kepribadian terbentuk oleh faktor-faktor:
a. Internal yang lebih menunjuk kepada faktor bawaan
b. Eksternal, meliputi pengaruh lingkungan baik sosial maupun non sosial.

Tipe-Tipe Kepribadian :
Menurut Hipocrates:
1. Kepribadian Sanguinis
Memiliki ciri-ciri : ekstrovert, optimis, periang dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, memiliki rasa humor yang tinggi, ditambah dengan antusiasme dan sikap ekspresif, mereka selalu menjadi bintang dalam setiap pertemuan. Memiliki kebutuhan mendasar akan pengakuan dan penghargaan.
2. Kepribadian Melankolis
Memiliki ciri-ciri : introvert, pemikir, pesimis mendalam dan penuh pikiran yang analitis, serius dan tekun, cenderung jenius, berbakat dan kreatif, sangat teliti, hati-hati dan suka curiga, taat aturan, sangat konsisten dengan perasaan yang halus. Kebutuhan mendasar berupa jawaban yang bermutu dan didukung data yang lengkap dan akurat.
3. Kepribadian Keloris
Ciri-cirinya : estrovert, keras, tegas, tidak emosional bertindak, tidak mudah patah semangat, bebas dan mandiri, memancarkan keyakinan dan bisa menjalankan apa saja, berbakat menjadi pemimpin, sangat dinamis, aktif, dan membutuhkan perubahan. Kebutuhan dasarnya berupa tantangan, pilihan dan pengendalian.
4. Kepribadian Phlegmatis
Ciri-ciri : introvert, mudah bergaul dan santai, diam tenang, sabar, pemalu, hidup konsisten, tenang tapi cerdas, simpatik dan rendah hati, menyembunyikan emosi, bahagia menerima kehidupan, tidak suka konflik dan pertentangan, sulit mengatakan “tidak”, sangat sentimental dan suka hal yang sama “status quo”. Kebutuhan dasarnya : pengharagaan dan penerimaan.
Kepribadian yang matang :
Kematangan kepribadian menggambarkan kedewasaan seseorang. Ciri-cirinya :
1. Mampu menerima diri sendiri apa adanya. Menerima kekurangan dan kelebihan diri secara positif.
2. Memiliki pegangan hidup yang kuat. Agama adalah pegangan hidup yang kokoh.
3. Mampu menjalin hubungan dengan orang lain dengan rasa aman. Dapat diterima dan menerima orang lain tanpa hambatan yang berarti. Dapat segera menyesuaikan diri tanpa ikut arus.
4. Mempunyai perencanaan masa depan. Tidak berpikir sempit.

Berikut ini tugas yang diberikan kepada siswa kelas XII SMK Bina Putra. Sebelum tugas ini diberikan kepada siswa. Siswa dibagi kepada beberapa kelompok. Kelompok yang dibentuk disebut kelompok sukses Ujian Nasional. Guru menekankan pentingnya kelompok ini bersinergi antara anggota kelompoknya agar tiap anggota dalam kelompok lulus dalalm ujian nasional nanti.
Agar kelompok tersebut kompak maka diberikan tugas beriut ini:


1. Apa itu Ujian Nasional (UN)?
2. Mata Pelajaran apa saja yang masuk dalam Ujian Nasional (UN)?
3. Sebutkan macam-macam ujian yang ada di sekolah SMK?
4. Berapa standar kelulusan yang kamu ketahui pada Tahun Pelajaran yang lalu?
5. Inginkah anggota kelompok anda lulus seluruhnya dalam ujian nanti?
6. Sebutkan alasan kenapa kamu mesti lulus dalam ujian nasional?
7. Sebutkan persyaratan menjadi peserta Ujian Nasional yang kamu ketahui?
8. Sebutkan persiapan-persiapan yang harus dilakukan menghadapi ujian nasional dengan tujuan agar seluruh anggota kelompok kamu lulus?
9. Sebutkan kiat-kiat agar kamu sukses dalam ujian nasional?
10. Buatlah rancangan program kegiatan kelompok, agar kelompok kamu lulus dalam ujian nasional? Disebutkan secara berurutan!
11. Bagaimana cara belajar yang baik? Apakah kamu sudah belajar dengan menggunakan cara yang baik dan pas untuk dirimu dan kelompokmu?
12. Apa kendala yang kamu hadapi dalam menghadapi ujian nasional yang akan datang?
13. Sebutkan dan sepakati dengan sesama anggota kelompokmu dalam menyelesaikan kendala tersebut (nomor 12)?
14. Tugas kelompok anda berikutnya, anda harus membuat kliping dari internet tentang kiat-kiat sukses ujian nasional sebanyak lima lembar dan membuat poster kreatif yang dapat memberikan semangat dalam persiapan ujian nasional? Tugas ini minggu depa dikumpulkan!

Penilaian yang dilakukan oleh guru adalah:
1. Kekompakan kelompok (apektif)
2. Mendokumentasikan kegiatan kerja kelompok (psikomotorik)
3. Menilai hasil kerja kelompok (kognitif)
4. Menilai sikap kelompok dan anggota kelompok dalam menyampaikan hasil kerja kelompok mereka. (apektif)
5. Menilai kliping dan poster kelompok (kognitif)

Terima kasih semoga sukses!